Wabah virus Marburg kembali menjadi sorotan setelah enam orang dilaporkan tewas akibat terinfeksi virus ini. Virus yang dikenal mematikan ini memiliki tingkat kematian tinggi, mencapai 50-88%, tergantung pada penanganan medis yang diberikan. Virus Marburg adalah salah satu jenis virus yang paling ditakuti, karena penyebarannya yang cepat dan gejala-gejalanya yang sangat serius. Artikel ini akan membahas apa itu virus Marburg, bagaimana penyebarannya, serta gejala-gejala yang harus diwaspadai untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Apa Itu Virus Marburg?
Virus Marburg merupakan salah satu jenis virus filovirus, yang masih berkerabat dekat dengan virus Ebola. Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 di Marburg, Jerman, virus ini ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan atau manusia yang terinfeksi. Hewan inang utama virus Marburg adalah kelelawar buah, dan virus ini bisa menyebar ke manusia melalui kontak dengan kelelawar yang terinfeksi atau ekskresi hewan tersebut.
Setelah virus masuk ke tubuh manusia, penyebarannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan orang yang terinfeksi. Karena kemiripannya dengan Ebola, virus Marburg juga menyebabkan demam berdarah yang mematikan, menjadikannya ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Gejala Virus Marburg yang Harus Diwaspadai
Gejala virus Marburg biasanya muncul dalam 2 hingga 21 hari setelah terpapar. Gejala awal sering kali menyerupai penyakit flu atau infeksi virus lainnya, sehingga membuatnya sulit didiagnosis pada tahap awal. Namun, ada beberapa tanda serius yang harus diwaspadai:
- Demam Tinggi Mendadak Salah satu gejala pertama infeksi virus Marburg adalah demam tinggi yang datang secara tiba-tiba. Demam ini biasanya disertai dengan menggigil, rasa lemas, dan kelelahan yang luar biasa.
- Sakit Kepala dan Nyeri Otot Rasa sakit kepala yang parah serta nyeri otot dan sendi sering kali menyertai demam tinggi. Gejala ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan daya tahan tubuh.
- Mual, Muntah, dan Diare Setelah demam muncul, gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare akan terjadi dalam beberapa hari. Pada kasus virus Marburg, diare sering kali berlangsung lama dan bisa mengarah pada dehidrasi yang berbahaya.
- Ruam Kulit Sekitar 5-7 hari setelah gejala pertama muncul, pasien bisa mengalami ruam di seluruh tubuh. Ruam ini tidak gatal tetapi tampak kemerahan, dan menjadi indikasi bahwa virus sudah menyebar lebih luas di dalam tubuh.
- Perdarahan Internal dan Eksternal Gejala yang paling mengerikan dari infeksi virus Marburg adalah perdarahan, baik di dalam maupun di luar tubuh. Pasien dapat mengalami pendarahan dari mata, telinga, hidung, atau gusi. Selain itu, pendarahan juga bisa terjadi di dalam organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan parah dan komplikasi yang mematikan.
- Kegagalan Organ Pada tahap lanjut, infeksi virus Marburg bisa menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Kegagalan organ ini sering kali berujung pada kematian jika pasien tidak mendapatkan penanganan medis segera.
Penanganan dan Pencegahan Virus Marburg
Saat ini, belum ada vaksin atau obat khusus untuk menyembuhkan infeksi virus Marburg. Penanganan utama yang dilakukan adalah perawatan suportif, seperti rehidrasi, penanganan infeksi sekunder, dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Perawatan intensif di rumah sakit sangat diperlukan untuk mengurangi risiko kematian.
Pencegahan penularan virus Marburg dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Hindari Kontak Langsung dengan Kelelawar Buah atau Hewan Liar: Karena kelelawar buah adalah inang utama virus Marburg, hindari kontak dengan hewan tersebut, terutama di daerah-daerah yang diketahui memiliki wabah.
- Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Bagi tenaga medis atau siapa pun yang merawat pasien yang terinfeksi, penggunaan APD seperti sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung sangat penting untuk mencegah penularan.
- Isolasi Pasien: Pasien yang terinfeksi virus Marburg harus diisolasi agar virus tidak menyebar ke orang lain. Isolasi yang ketat dan protokol kebersihan yang tinggi sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
- Hindari Kontak dengan Cairan Tubuh Pasien: Hindari kontak langsung dengan darah, air liur, keringat, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang diduga atau terkonfirmasi terinfeksi virus Marburg.